![]() |
Keluarga |
Sebelah wajah Aini yang terkena Bell’s Palsy belum sembuh sepenuhnya efeknya. Sekarang, sebelah wajahnya yang lain terkena. Belum lagi efek spasm pada sebelah wajahnya yang terkena lebih dulu. Akibatnya, sekarang, sering kali saya perhatikan kalau mata sebelah kanan Aini berkedip, ujung mulutnya tertarik sedikit ke atas dan seakan-akan ‘tersenyum’.
Rabbi… Kadang saya berpikir, apa salah saya dan ayahnya, sebagai kedua orangtuanya, sehingga putri kecil kami menderita sakit seperti itu? Belum pula sembuh bagian wajah yang lebih dulu terkena Bell’s Palsy, kini bagian wajah yang lainnya terkena efeknya pula.
Tapi, bila saya pikirkan lebih jauh lagi, sungguh, apakah satu-satunya penyebab dari sakitnya Aini hanyalah karena kesalahan kami, orangtuanya? Tidak adakah penyebab lain seperti kuasa Tuhan, takdir dari Allah, yang memang menginginkan putri kecil kami yang lucu terkena penyakit yang jarang menimpa manusia itu?
Lalu, bagaimana dengan para Ibu lainnya yang di’anugerahi’ anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus? Atau anak-anak yang memiliki cacat fisik? Apakah seluruhnya dari mereka adalah orang-orang yang berdosa, yang bersalah sehingga hukuman Tuhan menimpa pada anak-anak mereka? Rasanya tidak juga.
Banyak di antara mereka adalah Ibu-ibu yang sederhana, yang baik, lembut, penuh kasih sayang, bahkan shalihat. Namun toh, ketentuan Allah berlaku pada mereka, mereka harus menerima kehadiran buah hati yang memiliki ketidaksempurnaan; cacat fisik, cacat mental, keterlambatan bicara, autisme, disleksia, dan masih banyak lagi daftar ‘ketidaksempurnaan’ yang lainnya.
Jadi, kini, untuk menghibur dan menguatkan hati, saya dan suamiku melihat apa yang menimpa Aini kini sebagai ujian bagi kami. Mungkin memang benar, Allah tengah menegur kami, orangtuanya, atas kesalahan-kesalahan yang kami perbuat. Tapi, kami ingin terus berharap dan terus berbaik sangka, bahwa ujian ini adalah juga bentuk kasih sayang-Nya kepada kami.
Bahwa Ia ingin kami selalu sabar, ikhlas akan apa yang diberikan-Nya pada Aini, menerima Aini apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya… dan bahkan, untuk kami berjuang lebih gigih mencari rizki yang barakah untuk kesembuhan putri kami.
Satu hal yang kami tahu pasti juga adalah, Aini adalah anugerah terbesar bagi kami berdua. Kehadirannya sejak ia ada dalam kandungan, lahir, hingga tumbuh besar adalah penghibur hati dan penyejuk mata bagi kami. Keceriaannya, kesantunannya, lemah lembut sikapnya, serta kasih sayang yang ia tunjukkan bagi kami ayah ibunya tidak dapat tergantikan dengan apapun. Untuk itu kami bersyukur pada Allah dengan sebesar-besarnya rasa syukur.
0 komentar:
Posting Komentar