20 Jun 2009

Kenang-kenangan dari Masa Kecilku


Saya lahir pada tahun 1978 jadi saya memiliki masa kecil saya di tahun 80-an ketika masih belum ada Internet, telepon seluler, atau TV kabel. Tidak ada mal di kota kami, tidak ada kolam renang umum atau taman hiburan canggih selain kebun binatang dan museum. 

Oleh karena itu, setiap kali liburan sekolah tiba, orang tua saya selalu membawa kami anak-anak untuk menginap di rumah nenek kami di desa. Tapi kami bukan satu-satunya di sana; paman, bibi, dan sepupu dari kota lain juga datang dan tinggal bersama. 

Nenek saya tinggal di Majalengka, sebuah kota kecil yang tenang di Jawa Timur, Indonesia. Rumahnya terletak di sebuah kampung (bahasa Indonesia untuk desa), bersebelahan dengan rumah tetangga. 

Bagian depan rumah dicat dengan rapi dan dihiasi deretan bunga, namun bagian belakang masih memperlihatkan ciri khas rumah kampung pada masa itu; tembok bata merah yang tidak dicat, dipan bambu, kompor masak dengan kayu bakar, dan sumur untuk menimba air. 

Seperti orang kampung lainnya, nenek saya menggunakan alat-alat tertentu dalam kehidupan sehari-harinya. Barang-barang itu jarang terlihat sekarang dan memiliki kesempatan untuk melihatnya lagi membawa kenangan hari-hari di rumahnya. 

Nenek saya telah meninggal sekarang, tetapi kenangan akan hari-hari itu akan tetap ada dalam pikiran saya selamanya. 

Barang-barang di Rumah Nenekku 

Salah satu bagian dari rumah nenek saya tampak seperti foto terlampir; dinding bata merah dengan lentera minyak tanah ditempatkan di dinding. Foto ini bukan foto rumah nenek saya, karena saya terlalu kecil untuk difoto saat itu. Namun, saya masih ingat lentera minyak tanah di dinding dapurnya. Gelas lentera dibakar dengan panas, wadah minyak tanah terbuat dari kaleng. Bahkan sampai sekarang, saya masih mengagumi keindahan lampion tersebut. 

Toples kue kaca selalu penuh dengan kue-kue lezat di hari raya Idul Fitri di rumah nenek. Karena saat itu, tidak hanya anak dan cucunya yang berkunjung ke rumahnya, tetapi juga tetangga dari sekitar rumahnya dan kerabat jauh lainnya. Kue-kue yang selalu tersedia dalam toples kaca itu adalah kue kering selai nanas (nastar), kue keju (kue keju), kue kering nasi goreng (rengginang), kue kering tepung beras bentuk kembang (kembang goyang), dan kerupuk tepung singkong (opak).

Cangkir pengukuran minyak 

Ini adalah hal penting lainnya untuk nenek saya, sebuah cangkir pengukur minyak. Saat itu kompor gas merupakan alat masak yang mahal, banyak masyarakat kampung yang menggunakan kompor minyak tanah dengan kayu bakar untuk memasak makanannya. 

 Setiap kali minyak tanah habis, mereka memanggil penjual minyak tanah keliling untuk datang ke rumah mereka dan mengisi stok minyak tanah. Penjual menggunakan gelas ukur minyak ini untuk mengukur minyak tanah yang dijual kepada pelanggannya. Namun, itu tidak selalu berfungsi untuk mengukur minyak tanah. 

Nenek saya, di sisi lain, menggunakannya untuk mengukur nasi yang akan dia masak di kapal bambunya. mangkuk nasi antik Saya ingat mangkuk nasi yang dimiliki nenek saya, terbuat dari kaleng berlubang di permukaannya untuk membuat nasi menjadi dingin dan kering setelah dimasak. 

Jenis rice bowl ini sudah hampir langka saat ini, terutama karena orang lebih suka menggunakan rice cooker listrik untuk memasak dan menghangatkan nasi. 

Foto-foto ini diambil oleh saya dan suami ketika kami mengunjungi restoran klasik bergaya kampung di sebuah mall dekat rumah saya. Cukup mengejutkan, saya menemukan banyak barang dan makanan dari masa kecil saya di sana. Saya bahkan menemukan mainan lama yang kini sudah mulai langka, salah satunya adalah congklak, mainan papan kayu yang menggunakan biji cangkang. 

Dulu saya sering memainkannya bersama sepupu-sepupu saya di rumah nenek. Menurut expat.or.id, congklak awalnya berasal dari Afrika atau Arab, tetapi kemudian diperkenalkan dan disebarkan secara luas di Asia oleh para pedagang Arab. 

Di Jawa Barat tempat nenek saya tinggal, congklak dimainkan di waktu senggang oleh anak perempuan dan perempuan. Namun di daerah lain, congklak dimainkan pada waktu-waktu tertentu saja.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com