28 Mei 2008

For Dad

 

Papa

Rabb, boleh tidak aku minta satu bulan saja, atau satu minggu saja, waktu yang Engkau penuhi dengan senyum, tawa, dan canda tanpa akhir, mulai dari penghujung hari hingga penghujung malam. Aku ingin meminta keriput di wajah Papa tidak lagi bertambah, dan matanya tidak lagi menyipit, dan punggungnya tidak tambah membungkuk. 

Aku ingin Papa seperti saat ini saja selama sebulan, atau seminggu saja, dan ia merasa bahagia bisa berkumpul dengan anak-anak dan cucu-cucunya, bermain, bercanda, bercerita, bernyanyi, mengajarkan kami cara berhitung, mendongengi kami dengan dongengnya yang tiada habis, mengusap rambut kami sambil mengipasi kami hingga kami tertidur. 

Karena menyakitkan rasanya melihat ia bersusah payah naik turun angkot dan bis untuk mencapai rumah baru kami, dengan tubuhnya yang mulai renta, melalui terik siang dan dinginnya angin malam di perjalanan. 

Dan lebih menyedihkan melihat ia memeluk dan menciumi cucunya ketika bertemu, seakan-akan tidak rela melepaskan dan berjauhan darinya. Lalu ketika ia berletih-letih merapikan rumah baru kami yang masih acak-acakan dan belum sempat kami rapikan karena kami tinggal bekerja… Duh, sedihnya… kami tidak bisa membayar dengan apa pun keringat dan waktu yang ia berikan pada kami. 

Bagaimana aku bisa membahagiakan Papa, ya Rabb? Aku tidak punya harta dan kekayaan berlebih, bahkan mengarungi hidup pun masih tertatih dan kadang terjatuh. Tapi aku tahu aku punya ilmu, dan iman. Serta percaya bahwa Engkau selalu menyediakan surga-Mu yang maha luas untuk Kau bagikan pada siapa pun hamba yang meminta pada-Mu.

Jadi, boleh aku minta sebagian dari tanah surga-Mu, ya Rabb? Aku ingin menjadikannya tempat untuk membangun istana yang indah untuk Papa. Agar kelak kami bisa berkumpul lagi bersama, dan tidak berpisah lagi. 

Dan mulai sekarang aku mohon pada-Mu, agar Kau bukakan pintu saling memaafkan di antara kami. Antara aku dan Papa, atas semua kesalahpahaman dan ketidakcocokan di masa yang silam. Apa yang baik dari Papa ingin aku jadikan teladan di keluargaku. Yang kurang baiknya biarlah jadi pelajaran untukku mengarungi hidup. Rabb… dengar dan kabulkan pintaku ini ya… kumohon…. Aamiin

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com