6 Apr 2015

Rumah Saya Si Rumah Tusuk Sate

 

Rumah Berdebu

Saya baru menyadari bahwa rumah saya adalah tipe 'rumah tusuk sate' seperti yang dikenal dalam ajaran Feng Shui dan semacamnya. Rumah saya berada tepat di ujung sebuah tikungan L terbalik. Ada sebuah jalan lurus panjang di hadapan sisi kanan rumah dan jalan lurus dari arah sisi kiri. 

Setelah membaca beberapa buah artikel tentang rumah tusuk sate di internet, saya baru tahu bahwa rumah tipe ini  dipercaya membawa keburukan bagi penghuninya. Hal itu disebabkan rumah ini memiliki karakter seperti tusuk sate yang menusuk, sehingga penghuninya mudah saling bertengkar dan usaha yang mereka miliki sulit berkembang. 

Setidaknya, begitulah yang saya baca dan banyak dipercaya orang mengenai rumah jenis ini. Tapi saya pribadi tidak percaya akan hal tersebut. Bagi saya, rumah ini sama seperti rumah-rumah yang lainnya. 

Hingga akhirnya saya mengerti apa yang membuat kepercayaan seperti itu timbul. Sejak menempati rumah ini, saya dan Aini berulangkali sakit dan selalu sakit yang sama; flu, batuk, asma. 

Rupanya, setelah saya pelajari lagi, rumah tusuk sate seperti yang kami tempati ini, terpapar aliran udara yang lumayan besar dari arah depan, belakang, dan samping. Sedangkan udara tidak hanya membawa rasa sejuk, melainkan juga debu dan berbagai kotoran yang ikut terbang bersamanya. 

Pantas saja bagian dalam rumah mudah sekali kotor walaupun baru dibersihkan. Debu dengan mudah menumpuk di atas aneka furnitur dan perlengkapan rumah tangga meski beberapa hari yang baru dilap bersih. Saya dan Aini yang tidak tahan debu jadi mudah batuk dan pilek. 

Lebih parah lagi, kami berdua menderita asma; batuk yang umumnya tidak membahayakan bisa membuat kami sesak nafas. Kalau sudah sesak nafas, tentu saja kualitas hidup kami pun menurun. Aini sering ijin dari sekolah, sementara saya sering lemas dan pusing karena sulit tidur. 

Syukurlah ayah memahami betul kondisi kami dan tidak banyak menuntut. Saya bisa bayangkan bila sang suami bukan orang yang seperti itu, sudah tentu perdebatan dan pertengkaran tidak akan terhindarkan. 

Setelah diskusi panjang lebar, saya dan ayah setuju bahwa harus ada penanganan khusus untuk rumah tusuk sate kami. Kami harus membangun penghalang yang akan menghalangi paparan udara kencang ke dalam rumah. 

Selain itu, kami pun harus memanfaatkan aneka tanaman hijau (misalnya tanaman rambat) untuk menghalangi debu masuk. Selama ini kami memang belum melakukan kedua hal tersebut, terlebih lagi karena saya merasa tidak 'bertangan hijau' untuk memelihara tanaman. 

Namun sepertinya kami tidak bisa lagi menghindar dan harus mulai melakukannya; membangun tembok dan memelihara tanaman. Semua demi mendapatkan rumah yang yang sehat dan nyaman untuk ditempati.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com