15 Mei 2015

Orangtua yang Menelantarkan Anaknya

 

Orangtua Menelantarkan Anak

Membaca berita tentang penelantaran lima anak oleh orangtuanya sendiri di Cibubur, Bekasi, saya (seperti orang-orang lainnya) ikut bertanya-tanya: kenapa orangtua tersebut tega menelantarkan anak kandung mereka sendiri? Terlebih saat melihat kondisi rumah mereka yang lebih parah daripada ungkapan 'seperti kapal pecah'. 

Rumah mewah tersebut, di bagian dalamnya, sudah seperti rumah para 'hoarders' yang sering saya tonton di TV. Hoarders atau penimbun disebut penderita gangguan psikologis, karena menimbun barang-barang atau binatang peliharaan tanpa ada keinginan untuk membuang atau melepaskan mereka. Rumah itu pun sama, aneka barang dan sampah berserakan di mana-mana hingga sulit membayangkan seseorang bisa tinggal dengan nyaman di dalamnya, apalagi empat orang anak yang masih di bawah umur. 

Saat ditemukan obat terlarang dari dalam rumah tersebut, dan diakui oleh sang orangtua bahwa itu milik mereka, baru tampak sebuah kemungkinan penyebab kondisi rumah tersebut. Saya baca di internet, salah satu penyebab hoarding adalah 'substance abuse' atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Wajar bila kemudian obat-obatan itu menyebabkan ketidakmampuan untuk memelihara rumah atau anak-anak dengan baik. 

Tapi, tentu saja harus tetap dilakukan penyelidikan mendalam apa sebenarnya yang menjadi penyebab penelantaran anak yang dilakukan oleh orangtuanya itu. Apakah obat terlarang menjadi satu-satunya penyebab atau hanya salah satu dari sekian banyak penyebab lain. Sebab, bila dilihat dari gejala penimbunan yang mereka lakukan, bisa jadi ada penyebab lain seperti stres atau depresi. 

Orangtua yang menderita stres atau depresi juga bisa menelantarkan anak-anak mereka. Mereka tidak akan mampu memberi perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak, dan seringkali menelantarkan atau melakukan tindak kekerasan pada anak-anak mereka. 

Orangtua tersebut harus mengetahui apa yang menjadi penyebab kondisi stres atau depresi mereka dan melakukan terapi yang sesuai sehingga mereka dapat berfungsi dengan normal baik sebagai individu atau orangtua. 

Merefleksikan kasus penelantaran anak tersebut pada diri saya sendiri, saya berusaha menjadikan hal itu sebagai pembelajaran yang sangat berharga dalam berkeluarga. Anak-anak bukanlah mahluk tanpa rasa. Mereka bisa merasa sedih dan sakit, dan apa yang mereka rasakan itu benar adanya. 

Karenanya, saya ingatkan diri saya lagi agar jangan sampai saya membuat Aini merasa sedih dan sakit karena kebodohan atau kondisi psikologis saya. Benar manusia tidak ada yang sempurna dan selalu dipengaruhi oleh suasana hati dan lingkungannya. Namun, tanggung jawab memelihara anak adalah amanah besar Tuhan yang dititipkan kepada seorang orangtua. 

Referensi: http://www.news-medical.net/health/Causes-of-hoarding.aspx http://www.childtrends.org/?indicators=parental-depression English version: Depressed Parents Who Neglected Their Kids

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com