1 Des 2015

Macet di UI

Trek Jalan Kaki

Hari minggu pagi kemarin, saya dan keluarga sudah berniat ingin olah raga di UI. Karena, sebagai warga Depok, UI-lah satu-satunya tempat rekreasi minggu pagi yang nyaman dan murah meriah. Hanya di sanalah kami bisa berjalan pagi minggu dengan aman dan nyaman, sambil menikmati udara segar dari pepohonan besar dan hutan kota yang tumbuh di area kampus. Tapi, tentu saja, sebagai pendatang kami tidak bisa meminta banyak. UI memiliki kebijakan sendiri dalam mengelola seluruh fasilitas yang dimilikinya, termasuk menentukan kapan dan di mana saja bagian-bagiannya tidak dapat digunakan oleh masyarakat umum. Hal itulah yang kami rasakan hari minggu kemarin. 

Begitu masuk ke dalam gerbang, suasana macet di UI sudah terasa. Mobil mengular ke segala arah. Klakson kendaraan tidak henti terdengar. Saya seketika berpikir bahwa pasti sedang ada sesuatu di UI, yang membuat kemacetan seperti ini. Benar saja, saat itu sedang diadakan ujian masuk pasca sarjana di beberapa gedung kampus UI. Wajar bila terjadi banyak orang terlihat panik dan tidak sabar, mungkin mereka para peserta ujian yang khawatir terlambat. 

Kami mengalah. Sebagai warga biasa yang hanya ingin menikmati sejuknya pepohonan di UI sambil berolahraga dengan keluarga, kami manut saja diarahkan ke sana-kemari, mencari tempat yang leluasa untuk memarkir mobil. 

Alhamdulillah, setelah setengah jam lebih putar sana-sini, akhirnya kami bisa mendapatkan tempat parkir di dekat lapangan gedung rektorat. Yang luar biasa adalah, lapangan gedung rektorat yang sangat luas itu pun dipenuhi oleh begitu banyak orang. Ada yang bermain bulu tangkis, senam, lari pagi, jalan kaki, bahkan beberapa grup pengendara sepeda terlihat duduk-duduk istirahat di pinggiran jalannya. 

Pemandangan seperti itu mengingatkan saya kepada alun-alun kota Bandung yang tidak pernah sepi dari pengunjung di hari minggu pagi. Sungguh sangat mirip. Bedanya di Bandung tempat itu adalah alun-alun yang memang diperuntukkan bagi seluruh warga, sedangkan di sini adalah kampus. Tetap saja ada batasan-batasan tertentu bagi pengunjung dari luar saat mereka berada di dalam kampus. 

Saya dan keluarga 'meminjam' sebuah lapangan basket milik fakultas MIPA yang kebetulan tidak dikunci. Sebenarnya tidak enak sih, rasanya seperti meminjam barang milik orang lain tanpa seijin pemiliknya. Namun waktu itu lapangannya benar-benar sedang sepi dan pintunya pun tidak dikunci. Kebetulan juga memang kami sudah membawa bola basket sendiri karena Aini harus berlatih mendribble bola basket untuk ujian di sekolahnya. Alhamdulillah, setelah berlatih beberapa saat ia menjadi mahir. 

Sungguh, saya rindu sekali akan adanya taman-taman untuk masyarakat umum di Depok. Kota Depok sangat luas, mestinya di setiap kelurahan dibangun sebuah taman tempat masyarakat berkumpul, menikmati pepohonan, udara segar, sambil berolahraga atau rekreasi bersama keluarga. Ini adalah salah satu doa saya bagi kota tempat tinggal saya ini, saya yakin banyak warga Depok yang juga memiliki doa yang sama. Semoga saja pemimpin yang akan terpilih dapat mewujudkan harapan ini jadi kenyataan. Aamiin...

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com