1 Nov 2016

Mengajarkan Aini Membersihkan Kamar Mandi

Membersihkan Kamar Mandi

Hari minggu kemarin, saya memaksa mengajak Aini untuk sama-sama membersihkan kamar mandinya. Saya pikir, ini adalah moment yang tepat karena kamar mandinya sudah agak kotor dan saya sudah berniat tidak akan membersihkan seorang diri seperti biasanya.

Sebelum acara bersih-bersih kamar mandi resmi dimulai, saya meminta Aini untuk terlebih dahulu menyemprotkan Harpic ke seisi lantai kamar mandi dan beberapa titik dinding kamar mandi yang kotor. Aini yang belum paham cara menyemprotkannya dengan benar, meminta bantuan Ayah agar tidak sampai terpercik di mata saat botolnya dipencet. Selesai disemprot Harpic, pintu kamar mandi dibiarkan terbuka agar bau pembersih kamar mandi yang menyengat itu menguap keluar. Tujuannya adalah agar saya dan Aini tidak 'mabuk' saat membersihkan lantai karena uap Harpic yang mengisi kamar mandi.

Ketika saya dan Aini menunggu di luar, tiba-tiba saja Ayah menenteng Porstex dan hendak membawanya ke dalam kamar mandi. Mungkin Ayah bermaksud ingin menyemprot bagian yang belum terkena Harpic. Kontan saya melarangnya dan mengatakan kalau hal itu berbahaya. Tidak boleh menggunakan dua pembersih kamar mandi yang berbeda merk pada satu waktu, karena dikhawatirkan campuran dua bahan kimia itu menghasilkan gas yang mengancam jiwa. Akhirnya, Ayah urung melakukan hal itu, terlebih karena Aini juga menguatkan kata-kata saya sambil menceritakan salah satu kasus di komik Detective Conan yang hampir mirip kejadiannya: sang tokoh utama menuangkan dua pembersih lantai kamar mandi yang berbeda hingga menciptakan uap (gas) yang membuat kesadaran menghilang.

Setelah hampir setengah jam menunggu, saya putuskan untuk segera memulai acara membersihkan kamar mandi. Saya kenalkan Aini pada beberapa sikat kamar mandi yang berbeda; sikat lantai, sikat dinding, dan sikat kloset. Kami mulai dengan sama-sama membersihkan lantai kamar mandi menggunakan sikat lantai (kebetulan saya punya dua sikat lantai sehingga bisa dipakai sendiri-sendiri).

Saya mengajarkan Aini agar sesekali menyiram lantai yang tengah disikat dengan sedikit air, agar kotoran di lantai bisa segera terbawa air ke pembuangan. Kemudian, bila telah dirasa bersih, dapat disiram dengan air yang cukup banyak hingga seluruh kotoran benar-benar hilang.

Sementara saya masih menyikat lantai, Aini sudah merasa bosan dan ingin ganti membersihkan dinding. Saya memberikan sikat dinding yang berbentuk seperti seterika dengan gagang yang panjang. Sebenarnya, saya tidak tahu pasti apa kegunaan sikat berbentuk seterika ini, namun terasa cukup nyaman dipakai untuk membersihkan dinding kamar mandi jadi saya putuskan itu adalah kegunaannya.

Selesai saya menyikat seluruh kamar mandi, saya mulai membersihkan kloset dengan sikat kloset. Saya beritahu Aini bagaimana cara menggunakan sikat untuk membersihkan bagian dalam kloset. Juga, bagian-bagian kloset yang tersembunyi seperti di samping dan belakang tempat duduknya, termasuk dinding di belakang kloset, yang juga harus disikat (tapi tidak menggunakan sikat kloset). Aini hanya sesekali menoleh dan mengangguk-angguk mendengar penjelasan saya. Ia sibuk membersihkan dinding kamar mandi dan (sesekali) menggosok lagi lantai yang belum bersih.

Beberapa menit berlalu, pekerjaan kami pun selesai. Saya perintahkan Aini untuk segera mandi agar bisa membersihkan badan dan mengganti bajunya yang basah. Hal yang sama juga saya lakukan, karena saya tidak ingin masuk angin dan kedinginan akibat baju yang basah.

Meski melelahkan, saya harap kegiatan ini bisa memberi banyak manfaat untuk Aini. Yang pasti, mudah-mudahan ia mengerti bahwa kamar mandi yang bersih tidak hanya mencerminkan jiwa yang cinta akan kebersihan tapi juga manfaat kesehatan bagi diri sendiri ataupun orang lain yang menggunakan kamar mandi. Kemudian, Aini juga jadi tahu bagaimana cara-cara membersihkan kamar mandi, mulai dari lantai hingga kloset, termasuk cara menggunakan pembersih kamar mandi dengan aman. Dengan demikian, bila suatu saat Aini harus membersihkan kamar mandi tanpa bantuan orang lain, ia sudah paham langkah-langkahnya.

* Oh ya, Aini kini sudah kelas 5 SD, sehingga saya anggap sudah cukup usianya untuk belajar membersihkan kamar mandi.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com