27 Jul 2017

Menonaktifkan Akun Facebook

Facebook

Facebook / Pixabay Sesekali, saya suka menonaktifkan akun facebook saya karena sudah terlalu pusing terhadap keriuhan yang ada di dalamnya. Saya akui, kadang saya tergelitik untuk mengetahui apa saja yang menjadi perbincangan warga facebook mengenai suatu topik. Dengan melakukan search terhadap hashtag topik tersebut di facebook, saya bisa mengetahui siapa-siapa saja yang sedang membicarakannya; di grup apa saja, kapan, dan menyangkut apa topik itu diperbincangkan. 

Seperti yang saya lakukan kemarin, iseng-iseng mencari "#maknyuss" di pencarian facebook. Hasilnya, saya jadi tahu betapa ramainya kondisi facebook saat itu dikaitkan dengan beras bermerk Maknyuss yang beberapa hari lalu jadi pemberitaan nasional. Sebagian warga facebook menanggapi positif penggerebekan yang dilakukan polisi terhadap gudang penyimpanan beras merk tersebut. Namun tidak kalah banyak yang kontra dan memulai gerakan untuk mengajak masyarakat untuk makan beras Maknyuss. 

Beberapa saat sesudah membaca hasil pencarian dengan segala pro dan kontranya, kepala saya menjadi pusing. Sangat menyebalkan melihat begitu gaduhnya percakapan antara mereka yang pro dan kontra mengenai kasus tersebut, padahal hampir semua adalah pihak luar yang hanya mengetahui kasus tersebut dari sajian media. Sangat jarang di antara mereka merupakan pihak yang terlibat langsung baik petani, pengusaha penggilingan, ataupun pedagang beras. Atau, kalaupun memang ada, hampir mungkin tidak berada di posisi yang dapat melihat seluruh alur mulai dari produksi beras hingga sampai ke konsumen. 

Semua bersuara dari sisinya masing-masing, parsial, namun bersikap seakan-akan paling benar. Itu adalah gambaran apa yang terjadi di dunia facebook bila saya mencari suatu topik menggunakan hashtag topik tersebut. Ramai, gaduh, ribut. Membuat saya pusing membacanya. Eh, tapi, mungkin hanya saya saja yang bisa jadi pusing hanya gara-gara membaca hasil pencarian facebook. Orang lain belum tentu seperti itu, bisa jadi malah jadi semangat ikut membahasnya di wall atau grup mereka. Mungkin hal ini disebabkan karena saya berjiwa introvert (alasan klasik, hehe), sehingga tidak betah berada di lingkungan yang terlalu gaduh meskipun bentuknya kalimat-kalimat tertulis. 

Akhirnya, saya putuskan untuk sementara menonaktifkan akun facebook saya. Saya ingin libur dulu dari facebook. Berhenti mengikuti dinamika di dunia maya yang melibatkan sekian banyak orang tersebut. Saya ingin menyendiri dulu di rumah, asyik dengan dunia nyata di mana saya harus memanfaatkan waktu saya sebaik-baiknya dengan karya. Bukan berdebat mengenai suatu hal yang bahkan saya pun tidak tahu (dan yakin) akan kebenarannya. 

Alhamdulillah, di hari itu juga, beberapa buah bros jilbab selesai saya buat sejak siang hingga sore. Facebook memang memabukkan. Mengikuti perdebatan di dalamnya yang seakan tanpa akhir memang seringkali melenakan. Saya harus terus mengingatkan diri sendiri bahwa yang terbaik bagi (orang-orang seperti) saya adalah seminimal mungkin aktif di sana agar dapat fokus berkarya. Kalau tidak, saya harus rela kehilangan waktu yang berharga dan tidak akan terulang lagi.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com