5 Jan 2018

Cara Menentukan Tipe Kepribadian A dan B

Personality

Ketika menonton acara The World Unknown for Matsuko di chanel Waku-waku Japan, saya baru tahu bahwa ilmu psikologi membagi kepribadian manusia menjadi 4 yaitu kepribadian tipe A, B, C, dan D. Namun, secara garis besar tipe kepribadian bisa dibagi menjadi dua yaitu A dan B.

Sebenarnya, acara tersebut membicarakan tentang cara bermain bowling yang baik, dikaitkan dengan gaya belajar seseorang sesuai dengan tipe kepribadiannya. Misalnya saja, untuk pemain bowling tipe A maka yang terbaik adalah menggunakan gerakan pergelangan tangan untuk meluncurkan bola agar dapat mengenai pin bowling sebanyak-banyaknya. Namun, hal yang sama tidak berlaku pada pemain dengan tipe kepribadian B. Perbedaan ini menunjukkan bahwa gaya belajar seseorang akan menjadi lebih efektif bila disesuaikan dengan tipe kepribadiannya masing-masing.

Penjelasan lebih jauh dan banyak mengenai tipe kepribadian A dan B dapat Anda temukan di internet atau buku-buku tentang psikologi. Namun, secara umum orang dengan tipe A digolongkan sebagai orang yang menyukai persaingan, tidak mudah menyerah, serta memiliki ambisi yang tinggi akan suatu hal. Sementara, mereka dengan tipe B punya sifat sebaliknya yaitu tidak menyukai persaingan, santai, dan memiliki kreatifitas yang tinggi.

Setelah membaca penjelasan singkat di atas, saya yakin Anda (seperti saya juga) tertarik untuk mengetahui tipe kepribadian sendiri. Nah, di acara yang berlangsung selama satu jam tersebut si nara sumber yang juga pengajar bowling mengajarkan cara menentukan tipe kepribadian A dan B pada seseorang dengan mudah. Caranya adalah mengetes kelenturan dan kekuatan pergelangan tangan dan sikut seseorang.

Begini detil caranya :

Anda (yang ingin dites) berdiri bersisian dengan seorang penguji (suami / istri / anak / teman dll) menghadap arah yang sama.

Tes pertama, penguji mencoba menarik pergelangan tangan Anda dengan kuat -- usahakan Anda bertahan dan tidak ikut tertarik.

Tes kedua, bengkokkan salah satu lengan dan biarkan penguji menarik tangan Anda di bagian siku dengan kuat -- sekali lagi usahakan agar Anda bertahan dan tidak ikut tertarik.

Hasilnya akan di dapatkan sebagai berikut :

Orang dengan tipe A : tidak mudah ditarik di pergelangan tangan namun sangat mudah ditarik di bagian siku

Orang dengan tipe B : sangat mudah ditarik di pergelangan tangan namun tidak mudah ditarik di bagian siku

Saya mencoba melakukan tes sederhana ini dengan Ayah dan Aini. Hasil yang didapat adalah : Ayah tipe A sementara saya dan Aini tipe B. Kami bergantian menguji beberapa kali dan hasilnya selalu sama. Sempat terjadi kehebohan karena saat Ayah ditarik di bagian siku, serta-merta keseimbangannya terganggu dan ia hampir jatuh. Hal yang sama saya alami saat ditarik pergelangan tangan namun saya sama sekali bergeming (diam saja) saat ditarik di bagian siku.

Setelah mengetahui tipe kepribadian masing-masing, kami (saya, Ayah, dan Aini) jadi lebih memahami diri sendiri dan satu sama lain. Ayah jadi mengerti bahwa saya dan Aini tipe yang tidak bisa bekerja di bawah tekanan dan karenanya paling tidak suka persaingan. Bagi saya dan Aini, menang kalah dalam suatu hal sama saja. Yang paling penting adalah kesenangan dalam melakukannya, bukan hasil akhirnya. Sifat ini ada begitu saja dalam diri kami; dan meski kedengarannya menyenangkan kami harus  hati-hati jangan sampai hal ini membuat kami suka menunda.

Di sisi lain, Ayah juga jadi menyadari bahwa seringkali sikapnya didorong oleh kepribadiannya yang suka bersaing (contoh simple : tidak mau disalip saat membawa kendaraan). Karenanya, ke depannya ia harus lebih hati-hati dan bijak untuk menentukan mana hal yang harus didahulukan dan mana yang tidak.

Jauh lebih lanjut lagi, apa yang bisa saya, Ayah, dan Aini dapatkan setelah mengetahui tipe kepribadian kami? Yang terpenting untuk kami (terutama Aini) adalah mengetahui cara belajar yang paling tepat. Karena, jalan Aini masih panjang. Saya dan Ayah harus berkomitmen untuk bisa menemani Aini menjalani hari-harinya sampai ia tiba di masa depannya. Di tengah-tengah perjalanan itu, sangat penting untuk Aini mengenali dirinya sendiri, cara belajarnya yang terbaik (mengenai segala hal; iptek, agama, kehidupan dll) sebagai bekal untuk masa depannya.

Setelah saya membaca-baca beberapa sumber, ternyata cara terbaik untuk tipe B belajar adalah dengan menghindari suasana penuh persaingan, tekanan, dan tuntutan untuk berhasil. Karena mereka tidak akan berhasil dalam lingkungan seperti itu. Bukan berarti bodoh dan tidak bisa bersaing ya (buktinya Aini selalu dapat rangking 5 besar di sekolahnya - Alhamdulillah) tetapi ia lebih bisa menyerap pelajaran saat tidak dalam tekanan. Point penting lainnya bagi kami (saya dan Ayah) adalah; selalu membantu dan mengingatkan Aini akan jadwal kegiatan belajar dan mengajar di sekolahnya agar ia bisa menentukan waktu terbaik untuk memahami pelajarannya.

* Saya tidak mengklaim apa yang saya tulis di atas benar 100% karena hal ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Anda boleh ikut mencoba, namun hasil akhirnya tetap tergantung pada usaha Anda sendiri.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com