19 Feb 2018

Ketika Abang Bakso Malang Lewat

Bakso Malang

Mendengar rekaman suara meneriakkan 'Bakso Malang' yang lewat di depan rumah, tiba-tiba saja perut ini terasa perih. Padahal, sejak sahur subuh tadi, saya merasa porsi makanan yang ada di dalam lambung saya sudah mencukupi dan saya 'baik-baik' saja sejak pagi hingga menjelang siang ini. Maksudnya, saya tidak merasa mual dan pusing seperti biasanya kalau sedang shaum. Tapi, seruan bakso malang yang nyaring tadi seperti menyentil saraf-saraf di otak saya dan seketika perut terasa perih. Entah benar karena lapar atau lapar kuping saja. Haha.

Anyway, saya harus menahan hingga enam jam untuk bisa meredakan kegelisahan saraf-saraf lapar saya tersebut. Dan selama itu, saya harus terus mengingatkan diri saya sendiri untuk bersyukur saya sudah bisa melewati jam-jam pertama di pagi hari tanpa keluhan.

Biasanya, saat sedang shaum ada dua hal yang menjadi tantangan besar saya; yaitu pusing dan mual. Keduanya bisa jadi karena gula darah yang turun karena perut tidak terisi di pagi hari (padahal sudah sahur tapi tetap saja perut ini protes kalau tidak sarapan). Gejalanya jadi lebih parah bila malam atau hari sebelumnya saya kelelahan sehingga membuat tekanan darah saya turun; pusing yang disebabkan karena gula darah turun akan jadi terasa sangat hebat memutari sekeliling kepala sepanjang shaum dari pagi bahkan hingga sesudah berbuka. Karenanya, bila sudah seperti itu gejalanya, saya terpaksa membatalkan shaum dan mengulangi di hari yang lain saat kondisi tubuh lebih sehat.

Kembali ke bakso malang (kenapa isi post ini lebih banyak membahas tentang pusing ya, entahlah haha). Ada dua restoran bakso malang yang sementara ini mendominasi selera saya yaitu Bakso Malang Karapitan dan Bakso Malang Lazata.

Untuk yang pertama, Bakso Malang Karapitan atau disingkat BMK, unggul dalam hal variasi produk. Di dalamnya ada berbagai macam variasi bakso mulai dari bakso polos, urat, cabe ijo, sampai goreng. Selain itu, restoran BMK pun menyajikan variasi makanan lain yaitu nasi goreng dan batagor. Nah, batagornya yang per buah ukurannya cukup besar ini jadi favorit Ayah. Sementara itu, untuk rasa bakso dan kuahnya tidak mengecewakan; lezat dan baksonya pun terasa dagingnya.

Sedangkan, Bakso Malang Lazata sebenarnya hanya sebuah restoran bakso yang tidak terlalu besar di jalan raya RTM Kelapa Dua, dekat rumah saya. Tapi, bakso malangnya yang terdiri dari bakso polos, urat, dan goreng, juga terasa lezat dan 'berdaging'. Selain itu, ada somay rebusnya juga yang kenyal-kenyal gurih yang jadi favorit saya. Cocok sekali dimakan di cuaca hujan atau dingin.

Nah, kalau bakso malang yang saya ceritakan di awal post adalah bakso malang motor yang biasa berkeliling di perumahan-perumahan. Seingat saya, ada dua merk bakso malang motor yang sering lewat di depan rumah. Meski berbeda merk, variasi bakso polos, urat, goreng, dan somay mereka hampir sama bentuk dan rasanya. Soal rasa, paslah dibandingkan dengan harganya yang murah meriah. Pas untuk mengganjal perut yang lapar.

Duh, padahal saya lagi puasa tapi kenapa malah membahas tentang makanan ya...? Harus fokus nih dan semangat melalui jam-jam yang tersisa sebelum azan magrib. Gara-gara menulis tentang bakso malang jadi pengen makan bakso malang. Mungkin besok siang ya, selagi Aini sekolah. Diam-diam pesan semangkok bakso malang yang lezat pakai Gojek. Haha.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com