12 Feb 2019

Ciri Orangtua Narsisistik : Idealisme dan Fantasi Diri

 

Orangtua Narsisistik

Orangtua narsisistik memiliki banyak ciri, di antaranya adalah Memiliki idealisme dan fantasi yang besar terhadap dirinya sendiri.

Orangtua narsisistik selalu ingin menjadi yang terbaik dalam banyak hal dan meraih pencapaian (achievement) setiap saat. Ia bahkan sangat percaya bahwa dirinya ditakdirkan untuk menjadi seorang yang hebat, penolong, diinginkan, dan lain-lain. Apa yang mereka percaya seringkali tidak nyata, hanya merupakan fantasi atau angan-angan belaka. Namun, mereka berusaha untuk dapat mewujudkannya dengan dua sikap yang berbeda : meninggalkan dan mengontrol.

Ketika seseorang belum menikah dan memiliki anak, mempunyai idealisme yang tinggi tentu tidak salah. Namun, ketika ia telah berkeluarga bahkan menjadi orangtua, seharusnya ia bisa memosisikan kembali idealismenya agar tidak bertentangan dengan tugasnya sebagai orangtua. Sayangnya, banyak orangtua yang tetap rela 'meninggalkan' keluarga dan anaknya hanya untuk mencapai idealismenya tersebut. Ia mau memberi seluruh waktu, perhatian, tenaga, bahkan pikiran agar dapat menjadi yang terbaik pada hal yang ia cita-citakan.

Keluarga dan anak yang seharusnya menjadi perhatian utama ia tinggalkan karena menjadi penghalang dari apa yang ingin dicapainya. Apabila diingatkan, orangtua ini akan memberikan 1001 alasan sehingga orang lain tidak bisa membantahnya. Pencapaian demi pencapaian akan ia lakukan sekalipun mengorbankan diri dan perasaannya.

Di sisi lain, ada orangtua yang 'mengontrol' anak dengan menjadikan anak sebagai 'pelengkap' dan 'alat' untuk meraih idealismenya. Berlawanan dengan yang saya tulis sebelumnya, orangtua ini justru tidak akan meninggalkan anaknya; ia akan berada di sisi anak 24 jam sehari, melengkapi segala kebutuhan anak, memberi semangat dan dorongan, mencarikan jalan keluar dari permasalahan anak, sehingga anak dapat meraih kesuksesan. Namun, apa yang diraih anak dimaksudkan untuk memenuhi ego orangtua. Orangtua akan berbangga karena memiliki anak yang sesuai dengan idealismenya. Ia pun akan merasa telah berperan besar atas kesuksesan yang diraih anaknya.

Meski terlihat berbeda, namun kedua sisi narsisisme tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menunjukkan superioritas orangtua. Anak tidak dipandang sebagai dirinya sendiri yang memiliki rasa, keinginan, pikiran, dan pendapatnya sendiri. Anak tidak boleh menghalangi jalan orangtua untuk menjadi sukses. Atau, anak harus memenuhi standar kesuksesan yang telah ditetapkan oleh orangtua. Bila anak tidak memenuhi apa yang diinginkan tersebut, maka ia tidak berhak mendapatkan perhatian, kasih sayang, cinta, dan dukungan orangtua secara tulus.

Apabila Anda mengalami seperti apa yang saya tuliskan di atas, jangan berkecil hati. Besar kemungkinan Anda merasakan seperti apa yang dirasakan anak-anak dengan orangtua narsisistik lainnya; perasaan terbuang, tersisihkan, dan tidak penting. Bila dibiarkan terus-menerus, hal ini bisa membuat Anda jatuh ke dalam stres atau depresi, karena Anda merasa putus asa tidak pernah bisa mendapatkan kasih sayang yang seharusnya Anda dapatkan sebagai anak. Terimalah kenyataan bahwa orangtua Anda berkepribadian narsisistik.

Kemudian, saat Anda mampu, buat batasan yang jelas antara keinginan orangtua dengan Anda sendiri. Jangan merasa sedih bila Anda tidak menjadi point penting dalam upaya orangtua meraih kesuksesan. Pun, jangan takut dan khawatir menyakiti hati orangtua bila Anda hendak menentukan jalan hidup Anda sendiri. Selama apa yang Anda lakukan baik dan tidak melanggar norma agama maupun sosial, Anda berhak menentukan masa depan Anda.

Apabila Anda merasa stres dan depresi berkepanjangan, jangan tunggu lebih lama untuk dapat bantuan profesional. Cari orang yang bisa memberi konseling atau terapi atas perilaku narsisistik yang Anda dapatkan dari orangtua selama bertahun-tahun.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com