Menulis |
Jadi ceritanya saya 'sedikit' terbawa romantisme masa lalu dengan dunia tulis-menulis dan mencoba menulis lagi. Yang saya maksud di sini adalah menulis cerita fiksi, yaitu naskah novel anak-anak. Tapi, entah mengapa saya merasa jiwa saya tidak ada di sana saat menulis.
Entah pengaruh apa (mungkin karena gula darah saya sedang turun akibat shaum qadha), otak saya tidak bisa berpikir keras untuk mengeluarkan barisan kata demi kata. Akhirnya saya menyerah. Dengan berat hati saya hapus satu halaman cerita yang mulai terbentuk namun tidak tentu arah tersebut. Hahaha... getir sekali rasanya tidak memiliki 'chemistry' seperti yang biasa saya miliki ketika menulis cerita dulu.
Tapi aneh, ketika saya menuliskan post ini, otak saya masih bisa diajak kompromi dan menulis dengan cukup lancar. Saya jadi teringat akan doa yang saya panjatkan kepada Allah beberapa waktu yang lalu saat saya memulai 'menerapi' diri saya atas kondisi depresi saya. Saat itu, saya berdoa kepada Allah agar Ia jadikan crafting dan blogging sebagai jalan keluar untuk meredakan depresi saya. Saya meminta agar aktivitas crafting (tutorial dan toko) serta blogging (menulis di blog, 'ngoprek' WordPress dan segala dalamannya) membuat saya sembuh dari trauma saya dan perlahan-lahan menyehatkan jiwa saya.
Kini, hampir dua tahun setelah doa saya tersebut, saya akui saya belum sembuh 100% dari depresi tersebut. Saya sudah berniat untuk konsultasi ke psikolog namun belum mendapatkan kesempatan. Kini, di samping crafting dan blogging, saya pun mulai menulis diary lagi tentang diri saya sendiri mulai kecil hingga dewasa. Semoga dengan itu saya bisa mengenali diri saya dengan lebih baik dan berdamai dengan masa lalu yang tidak menyenangkan.
Akan halnya dengan dunia blogging dan crafting yang saya pinta ke Allah menjadi jalan keluar terbaik, hingga saat ini pun belum memberi kepuasan secara materil. Tapi saya senang melakukannya, dan sangat terhibur setiap kali 'cuap-cuap' di blog atau mengerjakan sesuatu dengan kedua tangan saya. Mungkin saya tidak akan menjadi seorang professional blogger seperti para blogger lainnya. Mungkin juga saya tidak akan menjadi seorang professional crafter atau crafter yang punya toko craft supplies yang lengkap. Tapi, Alhamdulillah, saya bersyukur pada Allah, ketika melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kedua bidang tersebut saya merasakan hati saya lega, beban di pikiran saya berkurang, dan saya bisa tersenyum. Bisa seperti itu saja saya sudah senang sekali... bahagia sekali... terima kasih ya Allah.
Nah, kembali ke awal tentang saya mencoba menulis lagi. Ketika saya bertanya pada Ayah apakah saya akan bisa menulis lagi (setelah mengisi seminar pubertas di SMP), ia sangat yakin saya bisa melakukannya dalam waktu dekat. Mungkin tahun depan. Saya hanya tertawa mendengar Ayah berkata demikian dan hanya menjawab 'aamiin'. Rasanya, lebih baik saya menyerahkan pada Allah kapan waktu itu tiba. Satu hal yang saya tahu pasti, Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Bila saya berdoa dan memohon sungguh-sungguh, saya yakin Allah akan kabulkan dan memungkinkan saya menulis lagi dengan penuh kesenangan. Sama seperti ketika Ia membukakan jalan melalui blog dan tumpukan manik-manik.
Meski saat ini saya sedang hiatus menulis, bukan berarti saya berhenti menyukai dunia buku. Saya tetap cinta buku dan membaca, dan tidak pernah kenyang mencari segala informasi yang unik dan menarik melalui film atau artikel. Saya hanya harus menunggu saat yang tepat hingga jiwa saya benar-benar termenej dengan baik dan siap untuk menulis buku dengan lebih baik lagi. Semoga saja tidak lama. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar