Anak-anak Sekolah |
Membuat video drama untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu tugas yang harus Aini kerjakan di semester II kelas 7 ini. Untuk tugas itu, gurunya membagi murid-murid menjadi beberapa buah kelompok yang terdiri 4 - 5 orang.
Sabtu pagi kemarin adalah hari teman-teman Aini datang ke rumah untuk menyelesaikan tugas membuat video drama tersebut. Sebenarnya, bukan hari itu saja teman-temannya datang ke rumah. Beberapa minggu sebelumnya pun mereka datang untuk mengerjakan tugas-tugas lainnya; membuat makanan untuk dijual (pelajaran matematika) dan latihan menari tarian daerah (pelajaran Seni Budaya).
Video Drama Fabel
Video drama yang akan dibuat adalah drama fabel. Awalnya, saya sempat ragu ketika tahu bahwa Aini dan teman-temannya belum mempunyai skrip drama yang akan mereka perankan. Tapi, ternyata, anak-anak generasi Z ini memang luar biasa. Bermodal Wi-Fi dan search engine, mereka bisa menentukan drama yang akan dilakukan berdasarkan video cerita fabel di YouTube.
Tiga orang teman Aini datang sebelum jam 9 tepat. Berempat (dengan Aini), mereka lalu menulis script drama yang diambil dari video YouTube di buku tulis. Tidak lama kemudian, mereka keluar rumah sambil membawa handphone masing-masing untuk berlatih dan mengambil film.
Saya sempat memperhatikan dari balik jendela, ternyata Aini dan teman-temannya sedang bermain ayunan di taman sambil mengobrol. Entah apa yang mereka obrolkan, tapi sepertinya seru sekali. Agak lama juga mereka berada di luar rumah; sesekali mereka kembali ke rumah untuk minum lalu keluar lagi hingga beberapa kali.
Ketika teman-temannya sudah pulang, Aini bercerita bahwa mereka membuat video drama sambil berjalan kaki di sekitaran komplek. Rupanya, tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, mereka hanya membuat drama percakapan tokoh-tokoh yang ada di cerita fabel. Pantas saja mereka tidak menyiapkan kostum apa pun sama sekali; hanya pakaian muslim yang mereka kenakan sambil mengambil film.
Tantangan di Era Internet
Saya cukup senang dengan proses belajar bersama Aini dan teman-temannya kali ini. Sebab, kali ini mereka tidak berlama-lama mengerjakan tugas sambil bermain sehingga tugasnya pun selesai dengan efektif. Ya, saya paham bahwa anak-anak seusia Aini senang berkumpul dan main dengan teman-temannya, seperti halnya saya dulu ketika masih SMP. Hanya saja, tantangan jaman sekarang berupa internet sangatlah besar. Jika dulu saya dan teman-teman SMP sekedar berkumpul untuk mengobrol, bergosip, dan tertawa bareng sambil mamakan cemilan, saat ini anak-anak usia SMP / SMA (atau mungkin bahkan SD?) lebih senang mengoprek internet saat tengah bermain bersama.
Sementara itu, di rumah saya terdapat free Wi-Fi yang bisa diakses oleh Aini dan juga teman-temannya. Satu aturan saya kepada Aini, boleh membuka YouTube berupa lagu, tapi tidak boleh menonton film. Kalau sebatas lagu, saya rasa masih bisa ditoleransi karena biasanya mereka hanya tertarik kepada liriknya. Walaupun, memang, beberapa penyanyi dari luar negeri cenderung menampilkan aksi yang terlalu 'terbuka' sehingga saya tetap perlu mewanti-wanti lewat Aini.
Nah, kalau film, mereka harus meminta ijin khusus dulu dari saya akan menonton apa. Saya sendiri mengijinkan Aini menonton film di internet, tapi terbatas film-film keluarga, kartun, atau superheroes. Alhamdulillah, hingga saat ini Aini tidak tertarik pada film-film yang full berisi drama romantis remaja yang memang bukan untuk usianya.
Demikianlah sedikit cerita tentang Aini membuat video drama dengan teman-temannya. Semoga saja Aini dan teman-temannya senang dengan proses belajar bersama di rumah kami tersebut. Meski dihiasi sebuah insiden kecil (salah satu temannya menginjak bangkai tikus di jalan), tugas membuat video drama fabel mereka berhasil dengan cukup baik.
0 komentar:
Posting Komentar