Ini tentang blog wordpress saya (dulu).
Mengecek duplicate content bisa membantu mengatasi salah satu penyebab traffic blog yang stagnan. Hal ini disebabkan konten tersebut membuat robot crawler tidak bisa menentukan mana yang harus ditampilkan di internet. Akibatnya, crawler mengindex konten yang disukainya saja untuk ditampilan di mesin pencarian. Konten yang tidak disukai akan jarang ditampilkan dan membuat website kehilangan pengunjung.
Traffic Blog Stagnan
Awalnya, saya penasaran kenapa traffic di blog saya ini stagnan alias tidak banyak berubah dari hari ke hari. Bahkan lebih sering turun daripada naiknya. Memang sih saya bukan blogger yang rajin update content, sudah itu malas blogwalking juga untuk menyapa blogger yang lain. Pengunjung yang datang ke blog saya memang kebanyakan dari search engine dan kadang dari page Facebook saya. Tapi, akhir-akhir ini saya lihat tren kunjungannya semakin menurun... huhu... sedih sekali. Saya pikir, pasti ada 'apa-apa' dengan blog ini yang membuat Google jadi malas menampilkannya di hasil pencarian.
Setelah saya membaca beberapa sumber, ternyata ada banyak sekali hal yang membuat traffic ke sebuah website stagnan. Salah satu diantaranya adalah website terindikasi memiliki banyak duplicate content. Meskipun katanya Google tidak memberi penalti (hukuman) pada website yang memiliki banyak duplicate content, tapi apabila satu konten ditemui di banyak website (bagian website), maka akan membuat robot crawler Google 'kebingungan' saat memutuskan yang mana yang harus diindex. Akibatnya ia akan cenderung memilih konten lain yang aman dan mengabaikan konten duplikat tersebut.
Saya jadi tertarik untuk mengecek apakah blog saya memiliki duplicate content dan bagaimana hal itu dapat terjadi.
Mengatasi Duplicate Content
Penyebab terjadi duplicate content ada banyak, diantaranya dijelaskan dalam tulisan berikut Penyebab dan Cara Memperbaiki Duplikat Content Blog, Hindari Duplicate Content dengan 8 Cara untuk Mengecek SEO Ini, dan Konten Duplikat Dalam Sebuah Situs. Di website tersebut dijelaskan jenis-jenis duplicate content baik external (di luar) maupun internal (di dalam), dan cara penanganannya.
Yang paling umum, duplicate content terjadi karena ada konten yang dicopy paste ke website lain baik oleh pemiliknya maupun orang lain sehingga ada dua konten identik di internet. Penyebab lain adalah sindikasi yang berlebihan, yaitu mengambil potongan tulisan dari suatu website untuk ditampilkan di web lain sebagai referensi.
Penanganan external duplicate content seperti di atas adalah dengan melengkapi kode meta "rel=canonical" pada URL konten asli. Sehingga, sekalipun banyak yang website lain yang mengcopy, maka robot crawler tetap mengetahui bahwa konten aslilah yang harus diindex dan ditampilkan di mesin pencarian.
Setelah saya cek menggunakan Copyscape dan beberapa alat lainnya, saya tidak menemukan adanya konten saya yang dicopy di website lain. Mungkin memang isi blog saya tidak begitu menarik untuk dicopas, hehe... tapi syukurlah. Berarti
Selain kedua hal di atas, duplicate content juga dapat terjadi pada website berbasis CMS seperti Wordpress. Penyebabnya secara teknis dijelaskan pada link yang telah saya sebutkan sebelumnya; intinya bukan karena kesengajaan namun otomatis terjadi karena pengolahan dan penampilan data sistem CMS. Termasuk di dalamnya penggunaan Tag dan Kategori yang beresiko membuat terjadinya konten duplikat.
Bagaimana Tag dan Kategori Menciptakan Duplicate Content
Setelah membaca beberapa sumber, saya baru mengetahui ternyata Tag dan Kategori di Wordpress pun dapat menyebabkan terjadinya duplicate content yang bersifat internal (dalam blog). Bila banyak halaman (baik post maupun page) tidak memiliki konten yang cukup dan lebih banyak menampilkan tag dan kategori, maka akan tetap terhitung sebagai konten duplikat. Terlebih karena kedua jenis taksonomi (alat untuk mengklasifikasi) tersebut selalu ada di setiap halaman (kategori) dan memiliki halaman yang tampilan isinya hampir sama (tag).
Untuk mencegahnya, maka saya harus melakukan langkah-langkah berikut :
- Menghapus seluruh tag atau meminimalkan jumlah tag (hanya membuat tag bila memiliki banyak konten sejenis).
- Memperkaya isi halaman dengan konten baik post atau page, agar sebagian besar isi halaman tidak berisi tag dan kategori.
- Tidak mengindex tag dan kategori (dengan mengatur setting plugin Yoast untuk tidak menampilkan halaman tag dan kategori di hasil pencarian).
- Mensetting halaman arsip untuk hanya menampilkan excerpt (cuplikan) konten.
Akhirnya, saya pun memperbaiki setting di plugin Yoast agar Google tidak mengindex tag dan kategori. Setelah saya pikir-pikir lagi, wajar bila tag bisa dikategorikan duplicate content karena halaman tag 1, tag 2, tag 3 dst bisa jadi menampilkan konten yang sama. Namun, syukurlah saya telah mensetting setiap halaman arsip agar hanya menghadirkan cuplikan dari masing-masing konten dan tidak menampilkan seluruh isinya.
Semoga saja hal ini bisa menjadi salah satu usaha untuk memperbaiki traffic di blog saya. Walaupun saya tahu, masih sangat banyak hal yang harus dilakukan agar traffic blog meningkat, setidaknya dalam proses ini saya belajar banyak mengenai duplicate content.
0 komentar:
Posting Komentar