5 Des 2019

Belajar dari YouTube Tentang Kepribadian Diri

Kepribadian Diri

Saya banyak belajar dari YouTube tentang kepribadian diri sendiri. Dari apa yang saya pelajari, saya mulai mengenal diri saya sendiri sedikit demi sedikit. Efek positifnya, saya jadi bisa menerima dan mencintai diri saya sendiri.

Penilaian Kepribadian Diri Saat Remaja

Ketika remaja, saya banyak menerima penilaian mengenai kepribadian diri dari orang lain, baik yang terdengar menyenangkan maupun tidak. Salah satu penilaian yang kurang menyenangkan adalah seringnya saya dibilang 'judes', 'galak', 'nggak nurut', bahkan 'jahil' baik oleh keluarga, teman, atau kenalan.

Ketika saya mendengar saja penilaian-penilaian tersebut, saya hanya bisa bertanya-tanya dalam hati sambil menahan kesal. Masa sih saya sejelek itu? Mau protes, takut. Mau mengiyakan, rasanya nggak begitu-begitu banget. Memang sih kadang saya galak kepada teman di sekitaran rumah, tapi itu untuk melindungi adik-adik saya yang masih kecil. Betul juga saya sering mengisengi adik-adik saya tersebut, tapi saya sayang dan rela menjadi kakak yang harus berkorban untuk mereka.

Makanya saat itu saya sangat penasaran dan ingin tahu lebih banyak mengenai kepribadian diri saya. Apakah benar saya seperti apa yang selama ini orang katakan; galak dan iseng. Atau apakah sifat itu hanya sebagian kecil saja dari diri saya yang belum saya ketahui secara utuh.

Sayangnya, saat itu (menjelang remaja) saya tidak memiliki banyak sumber pengetahuan mengenai kepribadian manusia. Satu-satunya sumber bacaan yang saya miliki untuk mengenal diri sendiri adalah pojok zodiak di majalah remaja. Lebih canggih sedikit, buku primbon entah milik siapa yang saya temukan di tumpukan buku-buku lama. Dari kedua sumber itu, saya bisa sedikit menebak-nebak kepribadian manusia berdasarkan hari dan tanggal lahirnya, termasuk diri saya sendiri. Benar atau tidak saya tidak tahu, saya hanya bisa mengira-ngira sifat mana yang mirip dengan saya.

Syukur Alhamdulillah, beberapa waktu belakangan ini saya dapat sumber gratis belajar mengetahui kepribadian manusia dari YouTube. Melalui dua buah channel yang saya subscribe, perlahan-lahan saya belajar tentang kepribadian diri saya sendiri dan orang-orang di sekitar saya.

Channel YouTube Belajar Kepribadian Diri

Channel pertama tempat saya belajar adalah Channel 'Kuliah Psikologi' yang digawangi oleh Psikolog Dedy Susanto. Darinya, saya belajar bahwa kepribadian manusia itu merupakan hal yang 'given' atau pemberian dari Tuhan. Lalu, kepribadian itu merupakan ciri khas yang harus diterima dengan ikhlas dan tidak boleh diubah, karena mencoba mengubah kepribadian akan membuat ketidakseimbangan di dalam diri seseorang.

Channel kedua tempat saya belajar mengenai kepribadian adalah Channel 'Rumil Al Ihya' dengan video-video yang dibawakan oleh dr. Aisyah Dahlan. Dokter Aisyah banyak membahas mengenai otak manusia dan hubungannya dengan kepribadian yang, sama seperti Psikolog Dedy, dijelaskan juga merupakan pemberian Tuhan yang khas pada masing-masing manusia.

Melalui kedua channel tersebut, saya belajar mengenai empat kepribadian utama manusia yaitu sanguinis, koleris, melankolis, dan plegmatis. Kalau Psikolog Dedy berkata bahwa setiap manusia hanya memiliki satu buah kepribadian, dr. Aisyah Dahlan berkata bahwa manusia memiliki satu kepribadian dominan dan satu kepribadian sekunder. Lebih jauh mengenai hal ini akan saya bahas di tulisan lain, namun yang pasti keduanya setuju bahwa setiap orang memiliki sebuah kepribadian dominan entah itu sanguinis, koleris, melankolis, atau plegmatis. Kepribadian-kepribadian itu menjadi 'hadiah' dari Tuhan sebagai bekal ia menjalani hidupnya di dunia.

Sayangnya, masih banyak orang yang tidak mengetahui pentingnya memahami jenis-jenis kepribadian. Akibatnya, ia salah mengenali dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya. Ia pun menjalani hidup dengan cara yang tidak tepat dan membahagiakan. Lebih parah lagi, ia pun salah menilai orang lain sehingga memperlakukan mereka dengan cara yang salah pula. Apabila dibiarkan, kesalahan mengenali kepribadian ini akan berakibat tidak hanya pada diri sendiri, namun juga orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Contoh konkrit misalnya, seseorang memiliki kepribadian sanguinis (dominan) - plegmatis (sekunder) namun ia tidak mengetahuinya. Berbekal pendidikan formal, ia bekerja di bidang administratif perusahaan yang mengharuskannnya selalu ada di belakang meja. Padahal, seseorang dengan kepribadian sanguinis telah dianugerahi Tuhan dengan sifat yang kreatif, optimis, senang dengan hal-hal yang baru, dan lain-lain. Karena tidak tahu, ia menjalani pekerjaannya namun dengan perasaan tertekan. Segala yang ia lakukan hanya untuk memenuhi kewajiban semata-mata, tanpa ada rasa senang dan menikmati pekerjaannya. Akibatnya, ia menderita penyakit yang tidak bisa dijelaskan secara medis; gangguan lambung, sakit kepala, lemas, dan seterusnya yang datang dari tekanan di dalam batinnya. Seandainya saja ia mengenali kepribadian dirinya sendiri, ia akan memilih pekerjaan lain di mana ia bisa bebas berkreasi, menuangkan ide-ide baru, atau aktif bertemu dengan orang lain. Bekerja akan menjadi hal yang menyenangkan baginya dan ia akan menjalani hidupnya dengan bahagia.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com