4 Des 2020

Tugas Drama Bahasa Indonesia Kelas 8

 

Drama

Berikut contoh tugas drama pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 8 (2 SMP). Drama ini mengambil kisah dongeng nasional yaitu "Timun Mas".

TIMUN MAS

 

Pada suatu masa, ada seorang perempuan tua yang hidup seorang diri bernama Mbok Yem. Setiap hari, ia berdoa kepada Tuhan agar mendapatkan seorang putri untuk menemaninya.

Suatu hari yang cerah ketika sedang mengurus kebunnya, Mbok Yem kedatangan seorang raksasa.

Raksasa : “Wahai perempuan tua! Aku dengar kau menginkan seorang putri ya?!”

Mbok Yem : “I-iya, Raksasa. Apa kau bisa membantuku?” /MBok Yem ketakutan/

Raksasa : “Ya. Aku akan mengabulkan permintaanmu memberikan seorang anak perempuan. Tetapi syaratnya, kalua anak itu sudah berumur 8 tahun aku akan datang untuk memakannya.”

Mbok Yem merasa senang dengan penawaran sang Raksasa, tapi ia merasa ragu dan khawatir dengan syaratnya. Namun, karena sangat menginginkan seorang anak, ia akhirnya menerima tawaran tersebut.

Mbok Yem : “B-baik raksasa. Aku terima tawaranmu.”

Raksasa : “Kalau begitu, terimalah biji timun ini dan rawatlah di kebunmu. Tapi ingat, kalau kau ingkar janji aku tidak akan ragu untuk menyakitimu!”

Mbok Yem : “I-iya tuan Raksasa, saya mengerti.”

Raksasa pun memberi sebuah kantong berisi biji timun dan pergi meninggalkan Mbok Yem.

Mbok Yem merawat tanaman timun tersebut dengan memberi air dan membersihkan daun-daunnya. Hingga suatu hari dilihatnya ada satu buah timun berwarna emas yang tumbuh sangat besar. Mbok Yem merasa sangat heran dan penasaran.

Mbok Yem : “Wah, buah yang ini besar sekali. Apa ya isinya, coba aku belah.”

Ketika dibelah, Mbok Yem sangat terkejut melihat ada seorang bayi di dalamnya. Ia langsung mengambilnya dan menangis penuh syukur.

Mbok Yem : ‘Oh, terima kasih Tuhan telah memberiku bayi yang cantik ini. Aku berjanji akan merawatnya sepenuh hati.”

Mbok Yem membawa bayi itu ke rumahnya. Ia menamainya ‘Timun Mas’, karena berasal dari buah timun berwarna emas.

Timun Mas tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang cantik dan baik hati. Ia senang membantu ibunya berkebun dan mengambil kayu bakar di hutan. Suatu hari ketika Timun Mas sedang mengambil kayu bakar, Raksasa tiba-tiba datang ke rumah Mbok Yem.

Raksasa : “Hai, Perempuan Tua! Mana anak yang kuberikan padamu? Bulan depan ia akan berumur 8 tahun, aku sudah tidak sabar memakannya!”

Mbok Yem : “Ia sedang tidak ada di rumah, Raksasa.”

Raksasa : “Jangan coba-coba menyembunyikannya! Aku akan datang lagi untuk menagih janjimu!  Hahaha…!”

Mbok Yem : “B-baik Raksasa.” /Mbok Yem menunduk sedih/

Setelah Raksasa pergi, Mbok Yem menceritakan kejadian itu pada Timun Mas.

Mbok Yem : “Ibu akan menemui seorang petapa di hutan, kau tunggulah di rumah dan jangan ke mana-mana.”

Timun Mas : “Baik, Bu, aku tidak akan meninggalkan rumah.” /Timun Mas mengangguk/

Mbok Yem pergi meninggalkan Timun Mas ke hutan. Sekembalinya dari hutan, ia memberikan Timun Mas sebuah kantung kecil.

Mbok Yem : “Bawalah kantung ini kemana pun kau pergi. Bila kau bertemu dengan Raksasa, larilah dan lemparkan benda-benda yang ada di kantung ini.”

Timun Mas : Baik, Bu. Aku akan mengikatnya di pinggang dan kubawa kemana pun.”

Sebulan kemudian, ketika Timun Mas asyik mengambil kayu bakar di hutan, seorang raksasa bertubuh tinggi besar dan berwajah menyeramkan menghampirinya.

Raksasa : “Hahaha… ini dia makananku!” /Raksasa mencoba menangkap Timun Mas/

Timun Mas : “Kau tidak akan bisa menangkapku!” /Timun Mas berlari/

Raksasa mengejar Timun Mas. Teringat akan pesan ibunya, Timun Mas merogoh kantung kecil di pinggangnya dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah paku tajam berwarna hitam.

Timun Mas : “Rasakan ini!” /Timun Mas melempar paku itu/

Seketika, paku hitam itu berubah menjadi hutan bambu yang rimbun dan runcing.

Raksasa : “Hahaha…! Aku tidak takut hutan bambu! Aku akan memakannya!”

Raksasa memakan pohon-pohon bambu yang lebat tersebut. Timun Mas terus berlari. Ia merogoh kantungnya lagi dan mengambil segenggam garam.

Timun Mas : “Rasakan ini!” /Timun Mas menaburkan garam di udara/

Seketika, garam yang ditaburkan menjadi lautan. Raksasa tertawa. Tubuhnya lebih tinggi dari laut yang menghampar.

Raksasa : “Hahaha…! Aku tidak takut laut! Aku akan meminumnya!”

Dengan sekali tegukan, air laut yang menghalangi Timun Mas dan Raksasa pun habis. Timun Mas merasa khawatir. Ia kembali merogoh kantung pemberian ibunya. Dikeluarkannya sekotak terasi berwarna coklat kehitaman.

Raksasa : “Mana lagi senjatamu? Aku akan segera menangkapmu!” /Raksasa berlari semakin dekat/

Timun Mas : “Rasakan ini!” /Timun Mas berteriak sambal melempar terasi/

Seketika, terasi itu berubah menjadi kolam lumpur yang pekat dan dalam. Raksasa tidak dapat menghindar, ia masuk ke dalam kolam lumpur itu.

Raksasa : “Oh… apa ini?! Aku tidak bisa keluar dari sini!”

Timun Mas memperhatikan raksasa yang perlahan-lahan terbenam ke dalam lumpur. Ia merasa lega karena Raksasa tidak lagi mengejar dan ingin memakannya.

Setelah kolam lumpur mengering, Timun Mas kembali ke rumah. Ia disambut oleh ibunya dengan suka cita.

Mbok Yem : “Syukurlah, Timun Mas. Kau sudah selamat dari Raksasa.”

Timun Mas : “Iya, Bu. Aku senang bisa kembali lagi ke rumah.”

Mbok Yem dan Timun Mas hidup bahagia selama-lamanya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Komunitas


Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com