21 Jun 2022

Membuat Boundaries

Boundaries

Apa itu Boundaries dan Kenapa Kita Harus Memilikinya?

Boundaries atau batas adalah parameter yang digunakan untuk membatasi atau menentukan batasan antara satu hal dengan yang lainnya. Batasan tersebut dapat bersifat fisik, emosional, mental, atau sosial. Fungsi dari boundaries adalah untuk melindungi diri sendiri dari gangguan atau ancaman yang tidak diinginkan, serta menjaga privasi dan kebutuhan pribadi. Contoh boundaries fisik dapat berupa pagar atau tembok yang membatasi suatu area tertentu, sedangkan boundaries emosional dapat berupa ketegasan dalam mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak sesuai dengan keinginan pribadi. Boundaries yang sehat dan tepat dapat membantu seseorang untuk membangun hubungan yang sehat dan meminimalkan konflik atau kesalahpahaman.

I've been learning to make my own boundaries.

Memang akibatnya dunia saya jadi lebih kecil, sepi, tidak berwarna-warni dengan penuh silaturahmi. Tapi hati saya jadi lebih tenang. Saya jadi merasa lebih bahagia.
 
Dibandingkan dulu ketika hari-hari saya dihabiskan dengan memikirkan kebutuhan mental dan fisik orang lain yang 'seakan-akan' harus saya penuhi. Berbuat baik kepada orang lain. Memberi pada orang lain. Membahagiakan orang lain. Memuaskan keinginan orang lain. Padahal, bisa jadi orang tersebut belum berbuat baik pada dirinya sendiri tapi saya merasa berkewajiban atasnya. Saya merasa kehilangan diri saya sendiri saat itu, tidak tahu harus berpijak di mana dan untuk apa.
 
Sekarang, di dunia yang kecil ini, saya belajar untuk lebih mengenali diri saya. Siapa saya, bagaimana saya, dan apa yang Tuhan inginkan atas hidup saya di dunia ini.
 
Saya sedang belajar memberi batasan atas diri saya dan orang-orang lain di luar saya dan keluarga saya. Saya sedang mengajari diri saya menjadi seorang 'observer' yang bisa mengamati orang-orang lain dari jarak tertentu tanpa membiarkan emosi mereka terlibat dengan emosi saya.
 
Dengan begitu saya bisa tetap tenang dan tidak terpengaruh terhadap emosi orang lain. Bila seseorang merasa sedih atau senang, saya belajar untuk berempati tapi tetap meletakkan emosi kami di tempatnya masing-masing. Emosi sedih, takut, marah, shame seseorang (di luar keluarga saya) bukanlah tanggungjawab saya untuk saya perbaiki. Terlebih bila mereka sudah cukup dewasa dan memiliki kemampuan untuk mengatasinya.
 
Saya berbaik sangka bahwa Tuhan adalah yang Maha Pengasih dan paling memahami hamba-Nya. Ia tidak akan menuntut hamba yang Ia tahu tidak sanggup memberikan porsi dirinya terlalu banyak pada orang lain, untuk memaksakan diri dan menjadi kecewa atas dirinya sendiri. Amal kebaikan itu tidak terbatas bentuknya; berbuat baik pada orang lain hanyalah satunya, berbuat baik pada diri sendiri adalah yang utama.
 
Jadi bila saat ini saya masih dalam tahap membangun batasan dan mengamati dari jauh, saya terima kondisi ini. Karena saya tahu di posisi ini saya jadi bisa lebih mencintai diri saya sendiri dan bersyukur pada-Nya. Suatu hal yang jauh lebih baik daripada ketika dulu 'kehilangan' diri sendiri karena selalu berusaha menjadi bagian dari diri orang lain.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com