7 Agu 2023

Berkata TIDAK

Strong Girl

Ketika Anda mencoba sekuat tenaga belajar menjadi orang yang 'positif' dan sedikit-sedikit bisa meredakan suara-suara berisik di hati yang mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan yang bertahun-tahun dipendam... selalu saja ada orang yang 'tega' memanfaatkan kebaikan Anda sehingga membuat Anda kembali bereaksi.

Anda menolak kebaikan Anda dimanfaatkan dan berkata 'tidak' (karena itu hak Anda), namun Anda jadi merasa bersalah sendiri. Akibat lanjutannya, suara-suara di hati makin tambah berisik dan menghakimi Anda sebagai orang yang tidak baik/ jahat/ tega. Padahal Anda hanya berkata 'tidak', and 'no' is a complete word. Padahal Anda berhak untuk menolak, karena Anda tahu kapasitas Anda; sejauh mana Anda bisa dan merasa wajar untuk membantu atau tidak.

Maka, apa yang harus Anda lakukan di saat seperti itu...? Gunakan otak berpikir Anda! Tubuh Anda bereaksi, mengeluarkan hormon stres yang membuat Anda jadi freeze, kaku, dan mengeluarkan rekaman kosa-kata menghakimi karena reaksi itu telah ada dan tertanam di dalam tubuh. Bertahun-tahun lamanya, mungkin sejak kecil, Anda didoktrin untuk menjadi seorang 'people-pleaser'.

Anda penggembira orang lain, penghibur di tengah keluarga, pencari jalan keluar bagi masalah orangtua. Anda anak yang selalu menurut, tidak suka membantah, dan selalu memberi solusi dari setiap kesulitan yang dialami orang lain. Anda bukan tidak ingin menolak sekali-kali, namun menolak berarti menerima label 'durhaka' dari orangtua yang otoriter. Anda bukan tidak ingin protes atas sikap seseorang yang menurut Anda salah, tapi protes artinya siap menerima amarah dan perlakuan lain yang tidak menyenangkan. Anda tumbuh dalam rasa tidak aman untuk menjadi diri sendiri. Anda tidak berani bersuara dan berpendapat sendiri tanpa merasa bersalah. Rekaman penghakiman yang biasa Anda terima sejak kecil telah tertanam jauh di dalam sel-sel tubuh dan setiap saat bisa muncul ketika Anda mencoba satu kali saja untuk berkata tidak.

Maka, sekali lagi, apa yang harus Anda lakukan di saat seperti itu...? Gunakan otak berpikir Anda! Ingat dari mana Anda berasal dan mengapa Anda bisa menjadi seorang people-pleaser. Siapa yang pertama kali mengajarkan pada Anda bahwa hidup dan kepentingan orang lain jauh lebih besar daripada hidup dan kepentingan Anda sendiri. Kemudian, gunakan logika Anda untuk menimbang apakah wajar bila orang lain memanfaatkan kebaikan atau apakah seharusnya ia berusaha dulu memanfaatkan sumber daya yang ada padanya? Seringkali orang terbiasa untuk mencari jalan keluar termudah dan tidak mau berusaha lebih keras lagi. Padahal, kalau ia memaksimalkan semua sumber daya yang ada padanya insya Allah akan ada jalan keluar dari masalahnya.

Saya adalah orang yang belajar untuk bisa berkata tidak dengan sangat susah-payah. Saya tidak diajarkan berdiri untuk diri sendiri/ tegas pada orang lain. Istilah 'stand up for yourself' sangat asing bagi saya sejak kecil hingga dewasa, sehingga tanpa sadar saya menjadi seorang people-pleaser. Saya sering merasa tidak enakan pada orang lain, meskipun saya tahu orang tersebut memanfaatkan kebaikan saya. Saya sering merasa kecewa dan marah pada diri saya sendiri karena tidak berani berkata 'tidak', kemudian tenggelam dalam emosi negatif karena rekaman label tidak baik/ jahat/ tega berbunyi berulang-ulang di hati saya. Saya jadi sulit fokus, merasa cemas, dan ragu karena tidak henti mempertanyakan apakah yang saya lakukan sudah benar atau tidak. Menggunakan otak berpikir saya di momen seperti ini adalah hal yang sangat sulit dilakukan, dan saya terjebak dalam lingkaran setan antara perasaan bersalah - marah - kecewa - dan rasa bersalah yang lebih besar.

Karenanya, saya belajar dengan langkah yang amat-sangat kecil dalam hal ini. Satu kali keberanian berkata tidak saya hargai dengan validasi di dalam hati dan penghargaan terhadap diri sendiri. Kamu hebat, sudah berani berdiri tegas di hadapan orang lain. Tegas itu bukan tega, Anda tegas memberi batasan mana yang boleh dan tidak kepada orang lain, bukan untuk membuat orang tersebut menderita tapi agar ia menyadari kemampuannya. Bila ia tidak mau sadar terus memilih menyalahkan orang lain? Bukan salah Anda. Anda tidak harus merasa bersalah dan bisa tetap berbuat baik padanya, sekalipun Anda menolak dan berkata tidak.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kenalan

Foto saya
Blog tentang ngobrol, crafting, keluarga, pengembangan diri, masak-masak.

Popular Posts

Semua Tulisan

Featured Post

Rumah Yang Nyaman

Ada alasannya kenapa 'rumah' yang ada di hati disebut 'home' dan bukan 'house'. Karena rumah yang sesungguhnya adala...

Blog Archive

Copyright © Rumah Vani | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com