Remaja |
Di sebuah sekolah menengah di pinggiran kota, hiduplah seorang remaja bernama Maya. Maya adalah seorang gadis yang ceria namun terkadang merasa terisolasi di antara teman-temannya yang lain. Dia sering kali merasa tidak cukup percaya diri untuk mengekspresikan dirinya sepenuhnya di hadapan orang lain.
Suatu hari, Maya diberi tugas kelompok dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Dia merasa gugup karena harus bekerja sama dengan teman-temannya yang lebih vokal. Salah satu anggota kelompoknya adalah Alex, seorang remaja pendiam yang jarang berbicara di depan orang lain. Maya merasa senang karena mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama terhadap cerita-cerita fiksi.
Ketika mereka mulai bekerja bersama, Maya segera menyadari bahwa Alex memiliki ide-ide brilian dan kontribusi berharga untuk proyek mereka. Namun, dia juga melihat bahwa Alex terkadang merasa ragu untuk berbicara dan mengekspresikan ide-idenya.
Maya memutuskan untuk mendekati Alex dengan hangat. Dia menyapa Alex dengan ramah setiap kali mereka bertemu untuk bekerja sama. Selama proses itu, Maya dengan lembut mendorong Alex untuk berbagi pemikirannya dan ide-idenya. Dia memberikan dukungan dan pujian kepada Alex setiap kali dia berbicara atau memberikan kontribusi.
Waktu berlalu, dan proyek kelompok mereka semakin dekat dengan batas waktu pengumpulan. Ketika presentasi akhir mereka mendekat, Alex mulai menunjukkan kecemasan dan rasa tidak percaya diri. Dia mengatakan pada Maya bahwa dia tidak yakin dia bisa berbicara di depan kelas.
Maya tersenyum lembut pada Alex. "Tenang saja, Alex. Kamu sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Aku di sini untuk mendukungmu, sama seperti yang kamu lakukan untukku. Kita akan melakukannya bersama-sama."
Pada hari presentasi, Maya berdiri di samping Alex di depan kelas. Ketika giliran mereka untuk berbicara, Maya memberikan tatapan penuh dukungan kepada Alex. Dengan perlahan namun pasti, Alex mulai berbicara dengan penuh keyakinan, menggunakan kata-kata yang dia pelajari dan ide-ide yang telah dia bagikan.
Semua teman sekelas mereka terpesona dengan presentasi mereka. Setelah selesai, mereka menerima tepuk tangan hangat dari teman-teman mereka. Alex tersenyum lebar, merasa bangga dengan pencapaiannya.
Setelah kelas berakhir, Maya mendekati Alex dengan senyuman. "Kamu melakukan pekerjaan yang luar biasa, Alex! Aku benar-benar bangga padamu."
Alex tersenyum balik. "Terima kasih, Maya. Aku tidak akan bisa melakukannya tanpamu di sini untuk mendukungku."
Maya tersenyum, merasa hangat di hatinya. Dia menyadari bahwa mendukung teman-temannya adalah cara yang paling penting untuk menjalin hubungan yang kuat dan membangun kepercayaan diri mereka. Dari saat itu, Maya berjanji untuk selalu berada di sana untuk mendukung siapa pun yang membutuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar